News Melonguane – Tragedi tsunami Samudra Hindia 2004 yang menewaskan lebih dari 200.000 jiwa di Aceh, Thailand, dan sejumlah negara lain meninggalkan pelajaran penting bagi dunia. Salah satu kelemahan yang terungkap saat itu adalah keterbatasan sistem prediksi pergerakan gelombang tsunami pada fase awal, sehingga peringatan dini sering datang terlambat.
Kini, para peneliti dari Lawrence Livermore National Laboratory (LLNL) Amerika Serikat mengumumkan terobosan besar dalam teknologi prediksi tsunami. Mereka berhasil mengembangkan sistem prediksi waktu nyata (real-time) menggunakan superkomputer tercepat di dunia, El Capitan, yang mampu memproses data hanya dalam 0,2 detik.
Prediksi 10 Miliar Kali Lebih Cepat
El Capitan memanfaatkan metode aproksimasi Bayesian terbalik untuk menghitung simulasi tsunami dengan lebih dari 1 miliar parameter secara instan. Kecepatan ini membuat prediksi tsunami 10 miliar kali lebih cepat dibanding sistem konvensional.
Teknologi ini mengandalkan data dari sensor tekanan dasar laut yang dikirimkan secara langsung ke pusat komputasi. Begitu data diterima, El Capitan membangun “kembaran digital tsunami” yang memvisualisasikan arah, kecepatan, dan kekuatan gelombang secara real-time.
“Dengan kemampuan ini, kita bisa memprediksi area yang akan terdampak hanya beberapa detik setelah gempa terdeteksi. Itu berarti waktu evakuasi bisa dimulai jauh lebih awal,” ujar salah satu peneliti LLNL, Dr. Michael Triplett.
Baca Juga : Gelombang Panas Ekstrem di Eropa Picu Kebakaran Hutan Besar-besaran
Meningkatkan Efektivitas Peringatan Dini
Dalam skenario bencana seperti tsunami, setiap detik berharga. Keterlambatan beberapa menit saja bisa menjadi perbedaan antara keselamatan dan korban jiwa. Dengan prediksi super cepat, sistem ini memungkinkan pihak berwenang mengirimkan peringatan dini yang lebih tepat sasaran, sekaligus meminimalkan kepanikan massal.
Selain itu, akurasi prediksi juga meningkat signifikan. Jika sebelumnya estimasi jalur gelombang sering meleset akibat keterbatasan data, kini kembaran digital tsunami dapat memberikan proyeksi yang sangat dekat dengan kenyataan.
Aplikasi Luas di Seluruh Dunia
Teknologi prediksi ini dirancang untuk dapat digunakan secara global, termasuk di kawasan rawan gempa dan tsunami seperti Indonesia, Jepang, dan kawasan Pasifik. Pemerintah negara-negara tersebut dapat mengintegrasikan sistem ini ke dalam jaringan peringatan dini nasional mereka.
LLNL menyatakan bahwa ke depan, mereka berencana memperluas penggunaan El Capitan untuk memprediksi bencana alam lain seperti badai tropis, banjir bandang, hingga letusan gunung berapi.
Dengan kemampuan memproses miliaran data dalam hitungan seperlima detik, El Capitan membawa harapan baru dalam mitigasi bencana. Jika teknologi ini diadopsi secara luas, tragedi seperti tsunami 2004 mungkin tidak akan memakan korban sebanyak dulu. Dunia kini selangkah lebih dekat menuju masa depan di mana teknologi superkomputer menjadi garda terdepan penyelamat nyawa manusia.