, ,

Seharusnya Jadi Alarm: Gempa M7,6 di Sulut Buktikan Mitigasi Bencana Tidak Boleh Setengah-Setengah

by -61 Views
cek disini

Gempa M7,6 Guncang Melonguane, Sulut: Ujian Kesiapsiagaan di Bawah Laut Dalam

News Melonguane– Seharusnya menjadi hari seperti biasa bagi warga di Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Matahari mulai meninggi, aktivitas perlahan dimulai. Namun, pada pukul 08.43 WIB, ketenangan itu pecah. Bumi bergerak dengan kekuatan yang mencekam. Getaran hebat yang berlangsung cukup lama dirasakan oleh penduduk, membuat mereka berhamburan keluar rumah, dipenuhi rasa panik dan ketakutan.

Gempa bumi tektonik dengan magnitudo yang sangat besar, M7,6, telah mengguncang kawasan itu. Pusat gempa, seperti dilaporkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), berada di kedalaman 56 kilometer di bawah permukaan laut, tepatnya di koordinat 7.34 Lintang Utara – 122.59 Bujur Timur. Lokasi episentrum ini terletak sekitar 371 kilometer di timur laut Melonguane, menunjukkan bahwa guncangan dahsyat ini berasal dari jauh di dalam palung laut.

Analisis Gempa: Zona Subduksi yang Kembali Aktif

Lokasi dan kedalaman gempa ini dengan cepat mengarahkan para ahli pada sumbernya: Zona Subduksi Sangihe. Zona ini adalah tempat di mana Lempeng Laut Filipina menunjam ke bawah Lempeng Laut Maluku dan Mikrobenua Sangihe. Proses penunjaman lempeng ini bersifat dinamis dan menyimpan energi tektonik yang sangat besar.

Gempa M7,6 Guncang Melonguane, Berpotensi Tsunami di Sulut dan Papua : Okezone News

Baca Juga: Langkah Nyata Kapolres Tomohon Pimpin Penanaman Jagung Serentak di Pinaras

Gempa M7,6 ini dikategorikan sebagai gempa intraslab (dalam lempeng) atau gempa thrust (sesar naik) dangkal yang khas di zona subduksi. Meskipun kedalaman 56 km termasuk dangkal-menengah untuk standar gempa subduksi, energinya mampu dirasakan dalam jangkauan yang luas dan berpotensi signifikan. BMKG sendiri, dalam keterangannya, menyebut bahwa informasi awal ini masih bersifat cepat (rapid assessment) dan dapat berubah seiring dengan kelengkapan data. Ini adalah prosedur standar untuk memastikan kecepatan informasi peringatan dini, terutama terkait tsunami.

Peringatan Dini Tsunami dan Respons Cepat

Pascagempa, BMKG dengan sigap mengeluarkan peringatan dini tsunami untuk wilayah pesisir Sulawesi Utara dan sekitarnya. Momen-momen menegangkan pun menyusul. Masyarakat di daerah pesisir yang merasakan guncangan kuat diimbau untuk segera menjauhi pantai dan mencari dataran tinggi.

Namun, setelah melakukan pemodelan dan pemantauan data pasang surut (tide gauge), BMKG kemudian mencabut peringatan tsunami tersebut. Hasil observasi menunjukkan bahwa gempa ini, meskipun kuat, tidak memicu gelombang tsunami yang signifikan. Keputusan ini tentu menjadi kelegaan besar, tetapi proses evakuasi yang sempat dilakukan membuktikan bahwa kesadaran masyarakat akan bahaya tsunami sudah mulai terbentuk.

Dampak di Daratan: Kerusakan dan Trauma

Meski pusat gempa jauh di laut, guncangannya terasa kuat hingga ke Melonguane dan kemungkinan daerah-daerah lain di Kepulauan Talaud dan Sangihe. Laporan awal dari lapangan menyebutkan adanya sejumlah bangunan yang mengalami retak-retak, terutama struktur yang tidak tahan gempa. Warga memilih untuk tetap di luar rumah hingga lama setelah gempa terjadi, khawatir akan adanya gempa susulan.

“Kami semua kaget. Getarannya sangat kuat dan lama. Langsung lari keluar, lihat teman-teman juga pada keluar semua. Listrik sempat padam,” ujar salah seorang warga Melonguane yang dihubungi via telepon. Trauma psikologis adalah dampak langsung yang pasti dirasakan, terutama oleh anak-anak dan lansia.

tokopedia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.