Kolam Renang KONI Sario: Cermin Karatnya Pembinaan Olahraga di Sulut?
News Melonguane– Sebuah video pendek di platform TikTok berhasil menyentak publik, khususnya masyarakat Sulawesi Utara (Sulut). Video itu bukan tentang tren dansa atau lelucon, melainkan tentang sebuah kolam renang. Bukan sembarang kolam, ini adalah kolam renang milik Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulut di Jalan Ahmad Yani, Sario, Manado. Yang membuatnya viral adalah kondisi airnya: hijau pekat, keruh, dan dipenuhi lumut, lebih mirip rawa daripada fasilitas pelatihan atlet. Yang lebih mencengangkan lagi, dalam video tersebut terlihat seseorang masih nekat berenang di dalamnya.
Namun, fakta paling menghentak justru datang dari pengelola. Dalam sebuah pernyataan yang sulit dipercaya, mereka mengungkapkan bahwa air di kolam renang itu terakhir kali dikuras atau diganti pada tahun 1999. Bayangkan, selama lebih dari dua dekade—melintasi era reformasi, beberapa kali pergantian presiden dan gubernur—air yang sama tergenang, menjadi tempat berkembang biak bakteri, alga, dan siapa tahu apa lagi. Kolam ini bukanlah bangunan yang terlupakan; ia masih aktif digunakan oleh para atlet untuk berlatih.
Dari Viral ke Realita: Tanggapan Publik dan Respon Pemerintah
Gelombang reaksi netizen tidak terelakkan. Rasa jijik, kaget, dan kemarahan membanjiri kolom komentar. Bagaimana mungkin sebuah fasilitas olahraga nasional, yang seharusnya menjadi tempat mencetak bibit-bibit atlet berprestasi, justru dibiarkan dalam kondisi yang tidak hanya tidak layak, tetapi juga berpotensi membahayakan kesehatan?
Menanggapi kegaduhan ini, Gubernur Sulut, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus Komaling (YSK), turun langsung untuk meninjau lokasi. Apa yang dilihatnya pastilah mengonfirmasi kekhawatiran publik. Namun, jawaban yang diberikan justru membuka kotak Pandora lain: anggaran untuk perbaikan kolam renang tersebut baru akan cair pada tahun 2026.
Baca Juga: Langit Indonesia Timur Terbuka Lebih Luas: TransNusa Resmi Terbangkan Rute Langsung Manado-Shenzhen
Dalam pernyataannya yang dikutip Tribun Manado, Gubernur YSK berusaha menenangkan. “Kita memang menunggu anggaran perbaikan lewat APBD tahun depan. Tapi sambil menunggu itu, saya minta Dinas Pemuda dan Olahraga segera lakukan langkah cepat — bersihkan dulu, rapikan, supaya minimal bisa dimanfaatkan sementara,” ujarnya.
Gubernur juga menekankan bahwa perhatian terhadap fasilitas olahraga adalah bagian dari komitmen membangun semangat dan prestasi atlet. “Anak-anak kita, para atlet, berlatih dengan semangat tinggi. Pemerintah harus hadir memastikan mereka punya tempat yang layak,” tegasnya. Sebuah pernyataan yang mulia, namun kontras dengan realita kolam hijau yang telah berusia 25 tahun itu.
Sebagai langkah konkret, disebutkan bahwa tim teknis dari Jakarta akan turun untuk memeriksa kondisi kolam dan memberikan rekomendasi. Sementara itu, Dispora Sulut diperintahkan untuk melakukan pembersihan cepat sebagai langkah darurat.
