News Melonguane — Pemerintah terus memperkuat pendidikan vokasi sebagai bagian dari strategi nasional untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul, kompeten, dan siap kerja. Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi penguatan sinergi antara dunia pendidikan dan dunia industri, agar lulusan vokasi memiliki daya saing global yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.

Pemerintah Dorong Kolaborasi Strategis
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menegaskan bahwa fokus utama pendidikan saat ini adalah sinkronisasi kurikulum dengan kebutuhan industri.
“Pendidikan vokasi tidak boleh berjalan sendiri. Dunia industri harus terlibat sejak proses penyusunan kurikulum, pelatihan, hingga rekrutmen,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, di Jakarta, Senin (13/10/2025).
Baca Juga :Prediksi UNESCO Tahun 2050 Separuh Profesi Hilang, Dunia Masuki Titik Nol Kehidupan
Ia menambahkan bahwa pemerintah melalui program Link and Match 8+i terus memperkuat kerja sama antara lembaga vokasi dan sektor industri. Program ini mencakup penyelarasan kompetensi, peningkatan kapasitas guru, hingga penyediaan tempat magang bagi peserta didik.
Lulusan Vokasi Didorong Lebih Kompetitif
Selain peningkatan kerja sama industri, pendidikan vokasi juga diarahkan untuk menumbuhkan soft skills dan karakter wirausaha. Lulusan diharapkan tidak hanya siap bekerja, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja baru.
“Dunia kerja terus berubah, terutama dengan masuknya teknologi digital. Karena itu, kemampuan beradaptasi dan inovasi menjadi penting,” tutur Kiki.
Banyak politeknik dan SMK di berbagai daerah kini menjalin kemitraan langsung dengan perusahaan nasional dan multinasional, seperti di sektor manufaktur, energi, pertanian modern, dan teknologi informasi.
Peran Industri Semakin Sentral
Sejumlah pelaku industri juga menyambut baik penguatan pendidikan ini. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bidang SDM, Bambang Widodo, mengatakan dunia usaha membutuhkan tenaga kerja yang tidak hanya memiliki teori, tetapi juga keterampilan praktis yang sesuai dengan proses industri di lapangan.
“Kami mendukung penuh kolaborasi ini karena sangat membantu perusahaan mendapatkan SDM yang siap pakai dan produktif sejak awal bekerja,” ujarnya.
Arah ke Depan: SDM Unggul untuk Indonesia Emas
Pemerintah menargetkan pada 2045 Indonesia memiliki bonus demografi berkualitas dengan SDM unggul hasil pendidikan vokasi. Dengan sinergi kuat antara lembaga pendidikan, dunia usaha, dan pemerintah, pendidikan vokasi diyakini akan menjadi pondasi utama menuju Indonesia Emas 2045.