News Melonguane — Dalam momentum peringatan satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Menteri Keuangan bersama jajaran pemerintah menyampaikan sejumlah capaian di bidang ekonomi yang dianggap signifikan. Paparan ini disampaikan dalam forum nasional yang dihadiri pejabat pusat, pelaku bisnis, dan kalangan akademisi.
Pertumbuhan Ekonomi dan Peneguhan Stabilitas Makro
Salah satu poin yang ditegaskan adalah bahwa meskipun dunia menghadapi ketidakpastian global, ekonomi nasional tetap tumbuh di atas 5 persen. Pemerintah menyebut bahwa kebijakan fiskal, moneter, dan stimulus di sektor produktif berhasil menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
Untuk menjaga stabilitas, inflasi tetap terkendali. Misalnya, inflasi pada September dilaporkan berada di kisaran 2,65 persen (year on year), sementara inflasi secara kumulatif (year-to-date) berada di angka 1,82 persen.
Neraca Perdagangan, Devisa, dan Pasar Modal
Pemerintah juga mencatat bahwa neraca perdagangan terus mencetak surplus selama beberapa bulan berturut-turut — sebuah indikasi bahwa sisi ekspor tetap kompetitif meskipun tantangan global.
Sementara itu, pasar modal Indonesia juga mencatat capaian positif: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah pemerintahan baru, berada di kisaran di atas angka 8.000.
Baca Juga : Menkeu Hadiri Town Hall DJPK : Peran Anda Nggak Main-Main
Penurunan Kemiskinan dan Peningkatan Lapangan Kerja
Dalam aspek kesejahteraan sosial, pemerintah menegaskan bahwa tingkat kemiskinan nasional berhasil ditekan hingga 8,47 persen — angka yang disebut-sebut sebagai titik terendah dalam beberapa periode terakhir.
Jumlah penduduk miskin juga menurun dari sekitar 25,22 juta jiwa menjadi sekitar 23,85 juta jiwa.
Di sisi ketenagakerjaan, pemerintah melaporkan bahwa jumlah orang yang bekerja meningkat signifikan, dengan tambahan sekitar 3,59 juta orang dalam periode tertentu dibanding tahun sebelumnya.
Tingkat pengangguran terbuka juga diklaim turun menjadi 4,76 persen, level yang disebut-sebut paling rendah sejak krisis ekonomi Asia 1998.
Dukungan terhadap UMKM, Likuiditas, dan Penghapusan Utang
Untuk memperkuat sektor usaha kecil dan menengah (UMKM), pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah menempatkan dana sekitar Rp 200 triliun untuk menjaga likuiditas perbankan dan mendorong kredit ke sektor produktif.
Pemerintah juga mengambil langkah penghapusan utang UMKM lama yang masih terbengkalai, sebagai bagian dari upaya memulihkan kelangsungan usaha masyarakat terdampak.
Catatan Tantangan dan Pekerjaan Rumah
Meski banyak capaian yang dipaparkan, pemerintah juga mengakui masih ada tantangan besar yang mesti diantisipasi, seperti volatilitas pasar global, fluktuasi harga komoditas, tekanan inflasi regional, dan distribusi manfaat ekonomi agar lebih merata ke seluruh lapisan masyarakat.
Kolaborasi antara Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Kementerian lainnya, serta sektor swasta dan daerah menjadi kunci agar target pertumbuhan yang lebih tinggi di tahun-tahun mendatang bisa dicapai.
