News Melonguane – Hipertensi atau tekanan darah tinggi semakin menjadi perhatian serius, khususnya di kalangan usia produktif yakni 18 hingga 64 tahun. Kondisi ini sering disebut sebagai silent killer atau pembunuh diam-diam, karena kerap hadir tanpa gejala yang jelas. Namun, dampaknya bisa sangat fatal, mulai dari stroke, serangan jantung, hingga gagal ginjal.
Kementerian Kesehatan RI menyebut tekanan darah dikategorikan tinggi jika mencapai lebih dari 140/90 mmHg. Angka tersebut mengacu pada tekanan saat jantung memompa darah (sistolik) maupun saat jantung beristirahat (diastolik). Jika kondisi ini berlangsung secara konsisten, risiko komplikasi kesehatan akan semakin besar.

Usia Produktif Lebih Rentan
Masa usia produktif biasanya identik dengan berbagai tuntutan, baik dalam pekerjaan, keluarga, maupun sosial. Tekanan tersebut sering membuat seseorang kurang memperhatikan pola hidup sehat. Kebiasaan merokok, konsumsi garam berlebih, kurang olahraga, serta stres berkepanjangan menjadi faktor pemicu utama hipertensi pada kelompok usia ini.
Selain itu, pola makan tinggi lemak dan gula, ditambah dengan kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji, juga memperparah risiko. Tidak sedikit orang berusia muda hingga paruh baya yang baru menyadari tekanan darahnya tinggi setelah terjadi komplikasi.
Baca Juga : OJK: Kenali Pinjol Legal dan Ilegal
Faktor Risiko dan Pencegahan
Beberapa faktor risiko hipertensi antara lain obesitas, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, merokok, hingga riwayat keluarga. Meskipun begitu, hipertensi dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup sederhana.
Upaya pencegahan yang dianjurkan meliputi:
-
Membatasi konsumsi garam hingga maksimal 5 gram per hari.
-
Menjaga berat badan ideal melalui pola makan seimbang.
-
Rutin berolahraga minimal 30 menit setiap hari.
-
Mengelola stres dengan relaksasi, istirahat cukup, dan aktivitas positif.
-
Melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga penderita hipertensi.
Peran Kesadaran Masyarakat
Kesadaran masyarakat menjadi kunci utama dalam menekan angka hipertensi. Pemerintah bersama tenaga kesehatan terus mendorong program deteksi dini melalui Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular) di berbagai daerah. Dengan pemeriksaan rutin, hipertensi dapat dideteksi lebih awal sehingga penanganan bisa dilakukan sebelum muncul komplikasi serius.
Bagi kelompok usia produktif, menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah berarti menjaga produktivitas hidup. Dengan langkah pencegahan yang konsisten, hipertensi bukan lagi ancaman besar, melainkan kondisi yang bisa dikendalikan.