News Melonguane – Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,7 mengguncang wilayah Provinsi Sulawesi Utara pada Jumat (29/4/2025) pagi. Menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di sekitar Kecamatan Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, salah satu daerah terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Filipina.
BMKG mengumumkan kejadian tersebut melalui akun resmi media sosial X (Twitter) @infoBMKG pada pukul 07.44.22 WIB. Dalam keterangannya, BMKG menyebutkan episenter gempa terletak di 633 kilometer barat laut Melonguane dengan kedalaman sekitar 10 kilometer. Adapun koordinat gempa berada pada 9,64 derajat Lintang Utara dan 125,85 derajat Bujur Timur.
Hingga saat ini, BMKG belum merinci daerah mana saja yang merasakan getaran gempa. Namun, dengan lokasi episenter yang cukup jauh dari daratan utama Talaud, potensi guncangan diperkirakan relatif kecil. Meski demikian, BMKG tetap mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.
Baca Juga : KPK Panggil Kepala BPKH dan Pendakwah Khalid Basalamah Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji
Dalam unggahannya, BMKG menekankan bahwa informasi awal gempa lebih mengutamakan kecepatan penyampaian kepada publik. Data yang disampaikan pada tahap awal masih bersifat sementara dan dapat berubah seiring dengan kelengkapan serta verifikasi analisis seismik. “Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” demikian keterangan BMKG.
Kabupaten Kepulauan Talaud sendiri merupakan salah satu daerah di Sulawesi Utara yang rawan gempa karena posisinya berada di jalur pertemuan tiga lempeng besar dunia: Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Filipina. Kondisi ini menjadikan wilayah Talaud dan sekitarnya kerap mengalami aktivitas seismik, baik dengan magnitudo kecil maupun menengah.
Meski gempa dengan kekuatan di bawah 5 magnitudo umumnya tidak menimbulkan kerusakan berarti, para pakar mengingatkan bahwa masyarakat tetap harus meningkatkan kesadaran mitigasi bencana. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Utara sebelumnya juga pernah mengingatkan pentingnya edukasi kebencanaan, terutama bagi warga di pesisir dan pulau-pulau terluar.
Warga yang berdomisili di Melonguane menyampaikan bahwa sebagian dari mereka sempat merasakan guncangan ringan, meski tidak berlangsung lama. “Rasanya seperti getaran singkat, hanya beberapa detik saja. Tidak sampai membuat panik, tapi kami tetap berhati-hati,” ujar salah seorang warga melalui sambungan telepon.
Hingga laporan ini diterbitkan, belum ada informasi terkait adanya kerusakan maupun korban jiwa akibat gempa tersebut. Aparat setempat bersama BPBD Kabupaten Kepulauan Talaud masih melakukan pemantauan lapangan untuk memastikan kondisi masyarakat.
BMKG juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpancing isu atau informasi yang tidak jelas sumbernya, terutama terkait potensi tsunami. Menurut hasil analisis awal, gempa dengan magnitudo 4,7 di kedalaman dangkal ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Sebagai informasi, Kepulauan Talaud bukan kali ini saja diguncang gempa. Dalam beberapa bulan terakhir, BMKG mencatat beberapa aktivitas gempa dengan kekuatan magnitudo 3 hingga 5 di sekitar perairan Talaud dan sekitarnya. Aktivitas ini merupakan bagian dari dinamika alam yang wajar terjadi di wilayah rawan gempa seperti Sulawesi Utara.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang namun waspada, serta memperbarui informasi resmi hanya dari kanal BMKG, BPBD, maupun pemerintah daerah. Edukasi kesiapsiagaan seperti latihan evakuasi dan pengetahuan titik kumpul aman diharapkan menjadi bagian dari rutinitas masyarakat, agar setiap kejadian gempa dapat direspons secara cepat dan tepat.