Polisi Berdasi Hijau: Kapolsek Melonguane Cetak Lumbung Pangan dari Pekarangan dan Lahan Tidur
News Melonguane– Di ujung utara Nusantara, di Kepulauan Talaud yang dikelilingi laut lepas, terobosan ketahanan pangan justru lahir dari sosok yang tak biasa: seorang polisi. Bukan dengan razia atau operasi, melainkan dengan cangkul, bibit, dan semangat menyeluruh untuk mengubah setiap jengkal tanah menjadi emas hijau. Ia adalah Ipda E.V. Gagola, Kapolsek Melonguane, yang kini akrab disapa sebagai “Polisi Tani”.
Dalam beberapa bulan terakhir, Polsek Melonguane tak hanya menjadi simbol penegak hukum, tetapi juga pusat gerakan kemandirian pangan. Visinya jelas: menjadikan Melonguane yang mandiri pangan, mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar, dan menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan produktif.
Dari Lahan Kosong Menjadi Lumbung Hidup
Gerakan yang diusung Kapolsek Gagola berfokus pada dua hal strategis: Pemanfaatan Pekarangan untuk Pangan Bergizi dan Konversi Lahan Kosong Menjadi Lahan Produktif.
“Kita sering melihat pekarangan rumah hanya ditumbuhi rumput atau dibiarkan kosong. Padahal, itu adalah supermarket gratis yang menunggu untuk dibuka,” ujar Gagola dengan semangat, pada sebuah Minggu yang cerah (5/10/2025). “Demikian pula dengan lahan-lahan tidur di sekitar pemukiman. Itu adalah aset terpendam. Misinya kita sederhana: ubah yang tidur menjadi bangkit dan berproduksi.”
Baca Juga: Kapolsek Melonguane Ajak Masyarakat Bertani
Sosialisasi pun digencarkan. Bukan sekadar imbauan dari balik meja, tetapi pendekatan yang humanis dan langsung turun ke lapangan. Ipda Gagola dan anggotanya blusukan ke desa-desa, berkumpul dengan warga, dan berdialog dari hati ke hati tentang pentingnya memenuhi piring makan sendiri.
“Sosialisasi kepada masyarakat di wilayah hukum terus dilakukan, terutama mengajak bertani memanfaatkan setiap lahan yang ada,” tegasnya. Ajakan ini bukan retorika kosong. Polsek Melonguane memelopori dengan contoh. Halaman belakang kantor polsek yang dahulu hanya lapangan rumput, kini hijau dengan bedengan-bedengan sayuran. Bayam, kangkung, cabai, tomat, dan tanaman herbal tumbuh subur, menjadi laboratorium hidup bagi warga yang ingin belajar.
Lebih dari Sekadar Tanam-Menanam: Sebuah Strategi Ketahanan Nasional
Apa yang dilakukan Kapolsek Gagola ini memiliki dampak berlapis yang strategis. Di tingkat rumah tangga, program “Pekarangan Pangan Bergizi” secara langsung meningkatkan kualitas gizi keluarga. Ibu-ibu dapat memetik sayuran segar dan bebas pestisida langsung dari halaman untuk lauk sehari-hari, menghemat anggaran belanja sekaligus menjamin kesehatan keluarga.
Di tingkat daerah, dampaknya lebih luas lagi. “Kami berharap hasil atau panen nanti dapat memenuhi kebutuhan pangan di masyarakat, sehingga kebutuhan pangan dari luar daerah dapat ditekan,” papar Gagola.
Sebagai daerah kepulauan, Talaud sangat rentan terhadap fluktuasi harga dan kelangkaan pasokan, terutama saat cuaca buruk yang mengganggu transportasi laut. Dengan memproduksi pangan secara lokal, Melonguane membangun “benteng” ketahanan pangannya sendiri. Uang yang biasanya mengalir ke luar daerah untuk membeli sayur dan bahan pangan lain, dapat berputar di dalam komunitas sendiri, menggerakkan roda ekonomi lokal.