Dari Telepon Mama, Muncul Sari Rasa Melonguane: Kisah Ketekunan, Kualitas, dan Komunitas di Talaud
News Melonguane– Di sebuah wilayah kepulauan yang jauh dari hiruk-pikuk pusat perdagangan, Talaud, ada sebuah kisah inspiratif yang bermula dari sambungan telepon. Sebuah panggilan dari seorang anak di Yogyakarta kepada ibunya di Sorong, tidak hanya sekadar melepas rindu, tetapi menjadi benih lahirnya sebuah usaha kuliner yang kini menjadi kebanggaan masyarakat setempat. Dialah Indah Deri, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dan aktivis gereja yang membuktikan bahwa dengan ketekunan, hobi sederhana bisa menjelma menjadi sumber penghasilan yang memberdayakan.
Lapak Sari Rasa Melonguane, namanya. Sebuah usaha rumahan yang telah menjadi rujukan utama untuk aneka kue basah dan kue ulang tahun di Talaud. Dari balik dapurnya, terhidang brownies yang lembut, puding yang segar, hingga aneka kue tradisional yang mengugah selera. Namun, siapa sangka, fondasi bisnis yang didirikan sekitar tahun 2015 ini dibangun di atas dasar yang sangat personal: cinta pada keluarga dan warisan resep seorang ibu.
Sekolah Memangku dari Ibu dan Sambungan Telepon
Yang menakjubkan dari perjalanan Indah adalah latar belakangnya yang sepenuhnya otodidak. “Saya tidak pernah ambil baking class dan sejenisnya. Saya hanya mengamati ibu saya ketika sedang membuat kue pengantin ketika saya masih remaja,” ungkapnya. Jejak-jejak memori masa remaja itulah yang menjadi modal pertamanya.
Pengalaman “ujian praktek” pertamanya terjadi justru saat ia dan adiknya merantau untuk berkuliah di Yogyakarta. Keinginan untuk membuat kue ulang tahun sendiri, dengan budget yang terbatas, memaksanya untuk berani mencoba. “Waktu itu kami berdua di Jogja dan ibu di Sorong, jadi saya meminta petunjuk via telepon,” kenangnya dengan senyum. Dari jarak ribuan kilometer, sang ibu dengan sabar memandu langkah demi langkah, dari mengocok margarin hingga menentukan suhu oven yang tepat. Saat itulah, ia menyadari bahwa ilmu yang dititipkan ibunya selama ini bukanlah hal yang sia-sia.
Baca Juga: ASN di Talaud Sukses Kembangkan Usaha Kue Rumahan Otodidak
Kini, dengan kemudahan akses informasi dan media sosial, Indah mengaku proses belajar dan mencari inspirasi menjadi jauh lebih mudah. Namun, fondasi prinsipnya tentang kualitas dan rasa tetap berakar kuat dari ajaran sang ibu.
Menari di Atas Tiga Tantangan Besar
Menjalankan bisnis kuliner di daerah seperti Talaud bukannya tanpa rintangan. Sebagai seorang ASN yang juga aktif di majelis gereja, hari-hari Indah dirajut dengan manajemen waktu yang sangat ketat. Ia harus pandai-pandai membagi diri antara tanggung jawabnya sebagai abdi negara, pelayanan, dan memenuhi orderan kue yang tidak pernah sepi. Ini adalah sebuah seni menari di atas tali, di mana disiplin dan komitmen adalah penyeimbang utamanya.
Tantangan kedua datang dari gejolak ekonomi. Sebagai pelaku UMKM, kenaikan harga bahan baku adalah hal yang paling sering mengusik ketenangan. Namun, di tengah tekanan untuk mempertahankan harga jual yang terjangkau, Indah memiliki prinsip yang tak tergoyahkan: tidak boleh mengurangi takaran.
“Sekalipun harga bahan naik, saya tidak boleh mengurangi takaran karena pasti akan berpengaruh pada kualitas kue yang saya jual,” tegasnya dengan keyakinan penuh. Baginya, kepercayaan pelanggan adalah segalanya. Logikanya sederhana namun powerful: jika biaya produksi dan harga jual sudah tidak seimbang, maka keputusan terakhir adalah menaikkan harga jual dengan transparan. Ia percaya, resiko ini sepadan dan ia tidak takut kehilangan pelanggan. “Tuhan telah mengatur rezeki setiap orang,” ujarnya, menutup penjelasan dengan sebuah keyakinan spiritual yang mendalam.
Kolaborasi, Bukan Kompetisi: Filosofi Memberdayakan
Dalam dunia bisnis yang kerap dipandang penuh persaingan sengit, filosofi Indah justru menyegarkan. Alih-alih merasa tersaingi dengan menjamurnya penjual kue baru di Talaud, ia justru merasa senang. Baginya, ini adalah pertanda positif adanya peningkatan ekonomi dan semakin banyaknya perempuan yang berdaya secara finansial.
Ia melihat geliat para pengusaha baru ini sejalan dengan program pemerintah dalam mendorong kemandirian bangsa melalui UMKM. Persaingan sehat, dalam pandangannya, justru akan memacu inovasi dan meningkatkan kualitas bersama. “Saya senang jika bisa saling mendukung untuk berkembang bersama karena lewat dukungan itu kita bisa saling memberkati usaha satu sama lain,” tuturnya, memberikan semangat yang mendalam bagi ekosistem UMKM di Talaud.
Pesan untuk Calon Pengusaha: Mulai Saja Dulu!
Ketika ditanya saran terbesar bagi mereka yang ingin memulai, jawaban Indah lugas dan penuh semangat: segera mulai.
“Bagi mereka yang mau memulai, silahkan mulai. Kalau ada kendala dengan bahan, bisa dengan apa yang ada dulu. Jangan biarkan hal-hal negatif mempengaruhi pikiran Anda dan membuat Anda menyerah sebelum mencoba,” pesannya ketika ditemui di kediamannya.
Langkah awalnya sederhana: promosikan produk saja terlebih dahulu. Kemudian, ketika sudah mendapatkan pelanggan, kunci utamanya adalah konsistensi rasa. Pelanggan akan setia jika mereka tahu apa yang mereka dapatkan selalu sama enaknya, hari ini, besok, dan setahun mendatang.