“Jumat Curhat” di Tumaluntung Satu: Polsek Tareran Hadirkan Polisi yang Akrab dan Solutif di Tengah Masyarakat
News Melonguane– Di sebuah pagi Jumat yang cerah di Desa Tumaluntung Satu, Kecamatan Tareran, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), suasana balai desa terasa berbeda. Bukan hanya untuk urusan administrasi atau rapat rutin, balai desa pada Jumat, 10 Oktober 2025 itu, menjadi tempat yang hangat dan terbuka bagi seluruh masyarakat. Polsek Tareran secara resmi menggelar kegiatan inovatif bertajuk “Jumat Curhat” atau “Jumat Bacerita”, sebuah terobosan dalam membangun komunikasi antara aparat kepolisian dan warga.
Kegiatan yang dihadiri secara langsung oleh Kapolsek Tareran Ipda Andros Geraldo Hiinur ini bukan sekadar seremoni. Hadir pula Hukum Tua (Kepala Desa) Denny Rumondor, Ps Kanit Provost Bripka S. Kario, dan Bhabinkamtibmas Briptu C. Palengkahu, menunjukkan komitmen solid dari seluruh jajaran Polsek dan pemerintah desa. Kehadiran para perangkat desa dan puluhan warga masyarakat menyempurnakan gelaran ini, menciptakan sebuah dialog langsung yang langka dan sangat dibutuhkan.
Lebih dari Sekadar Imbauan: Membangun Ruang Aman untuk Bercerita
Esensi dari “Jumat Curhat” terletak pada namanya: curhat. Dalam bahasa yang lebih formal, ini adalah upaya proaktif Polri untuk menciptakan safe space atau ruang aman bagi masyarakat. Di ruang inilah, warga tidak lagi memandang polisi sebagai figur yang menakutkan dan jauh, tetapi sebagai sahabat dan mitra yang siap mendengarkan segala keluh kesah, aspirasi, hingga masalah keamanan dan ketertiban (kamtibmas) yang mereka hadapi sehari-hari.
Baca Juga: Kunker Perdana Kapolres Talaud di Polsek Melonguane
Kapolsek Tareran, Ipda Andros Geraldo Hiinur, dalam sambutannya dengan tegas menyatakan, “Kegiatan ini sebagai bentuk kehadiran Polri di tengah masyarakat untuk meningkatkan sinergitas, kekompakan dan kebersamaan.” Kalimat singkat ini memiliki makna yang sangat dalam. Ini adalah pergeseran paradigma dari pendekatan yang reaktif dan birokratis menjadi pendekatan yang proaktif dan humanis. Polisi tidak menunggu laporan di kantor, tetapi turun langsung ke “akar rumput” untuk mendengarkan dan mencegah masalah sebelum eskalasi.
Pesan Strategis di Tengah Keakraban: Dari Ketahanan Pangan hingga Perlindungan Keluarga
Meski berbalut suasana akrab, kegiatan ini juga dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan-pesan kamtibmas yang strategis dan kontekstual. Kapolsek Ipda Andros tidak lupa mengimbau warga pada beberapa hal krusial:
-
Menanam Jagung untuk Ketahanan Pangan: Ini adalah imbauan yang sangat relevan dengan kondisi geografis dan potensi agraris Minsel. Polisi tidak hanya fokus pada keamanan konvensional, tetapi juga turut mendorong kemandirian ekonomi dan pangan warga, yang pada akhirnya akan menciptakan stabilitas sosial.
-
Kewaspadaan terhadap Kekerasan pada Anak dan KDRT: Isu ini menunjukkan kepekaan Polsek Tareran terhadap masalah sosial yang sering tersembunyi di balik dinding rumah. Dengan menyampaikannya di forum terbuka, polisi memberikan pesan bahwa kekerasan dalam rumah tangga dan terhadap anak adalah kejahatan serius, bukan aib yang harus ditutupi, dan korban didorong untuk berani melapor.
-
Pelaporan Masalah Miras (Minuman Keras): Miras sering menjadi akar dari berbagai masalah lain, mulai dari keributan, kekerasan, hingga kecelakaan lalu lintas. Imbauan ini sekaligus mengajak masyarakat menjadi mata dan telinga polisi untuk menciptakan lingkungan yang bersih dari gangguan miras ilegal.
-
Pengurusan Izin Keramaian: Ini adalah bentuk penyederhanaan birokrasi. Alih-alih menunggu warga yang bingung mengurus izin, polisi datang memberikan pemahaman prosedur yang jelas, sehingga acara warga bisa berjalan lancar, tertib, dan aman sesuai hukum.
